Kamis, 29 Agustus 2013
Teracopy Pro
Untuk mempercepat proses Transfer Data tentu kita memerlukan program teracopy semoga ini membantu DOWNLOAD
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN LUKA AKUT DENGAN DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria Trifasciata Prain) DAN DAUN LIDAH BUAYA (Aloe Vera L.) PADA KELINCI LOKAL AUSTRALI
Skripsi adalah tugas terakhir yang diberikan Oleh dosen untuk program sarjana, disini saya akan berbagi skripsi yang sudah jadi so teman-teman Klik Aja Ya... semoga membantu,,,,,, naah jika udah di klik teman-teman akan masuk ke halaman adfly, tunggu 5 detik yang ada di pojok kanan atas dan klik SKIP okkay,,,,
Jumat, 16 Agustus 2013
ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT
ANATOMI DAN
HISTOLOGI KULIT
Kulit
adalah organ terbesar dan menempati 16%dari total berat tubuh. Kulit berfungsi
pada termoregulasi, proteksi, fungsi metabolis dan sensasi.
1.
Lapisan Kulit
Kulit terdiri atas tiga lapisan : A. Lapisan Epidermis Epidermis terdiri dari epitel gepeng berlapis
yang bertanduk. Epidermis
mengandung 4 macam sel :
a. keratinosit Keratinosit adalah materi yang membentuk lapisan terluar
kulit dan memproduksi keratin,protein keras yang menjadi bahan utama rambut,
kulit, dan kuku. Mereka dihasilkan pada lapisandasar epidermis, yang secara
bertahap naik melalui berbagai lapisan epidermis yang berbeda danakhirnya
tanggal.
b. melanosit Sel
melanosit adalah sel penghasil pigmen (melanin) yang paling banyak terdapat di
daerahanogenital, ketiak, dan puting susu. Terbanyak kedua adalah daerah wajah.
Sedangkan yangpaling sedikit ada di lengan atas bagian dalam. Kulit yang gelap
menandakan kandungan melanindalam jumlah banyak, begitu juga sebaliknya.
c. sel
Langerhans Sel Langerhans berbentuk bintang
terutama ditemukan dalam stratum spinosum dari epidermis.Sel langerhans
merupakan makrofag turunan sumsum tulang yang mampu mengikat, mengolah,dam
menyajikan antigen kepada limfosit T, yang berperan dalam perangsangan sel
limfosit T.
d. sel
Merkel Sel Merkel bentuknya mirip dengan keratinosit yang juga
memiliki desmosom biasanya terdapatdalam kulit tebal telapak tangan dan
kaki.juga terdapat di daerah dekat anyaman pembuluh darahdan serabut syaraf.
Berfungsi sebagai penerima rangsang sensoris.
A. Epidermis
terdiri dari 5 lapisan :
1. Stratum
Basal (stratum germinativum)
Merupakan lapisan
terdalam, terdiri dari lapisantunggal dari sel berbentuk silindris atau
kuboid.Stratum basal berisi sel induk, ditandai denganadanya aktivitas mitosis
yang intens. Sel-sel baruyang dibentuk melalui mitosis ini akan mengisilapisan
di atasnya. Semua sel pada stratum basalbersisi filamen keratin intermediat
yangberdiameter 10nm. Seiring peningkatan sel ke atas, jumlah filamen
meningkat sampai mewakiliseparuh dari
jumlah protein total pada stratumkorneum.
2. Stratum Spinosum
Di atas stratum basal
terdapat beberapa lapisan selpoligonal yang membentuk stratum spinosum. Sel-sel
lapisan ini terikat satu sama lain oleh desmosom. Sel-sel sering mengkerut,
akibatnya tampak seolah-olah berduri. Inilah sebabnya sel-selnya disebut prickle (berduri). Pada stratum spinosumdimulai proses
keratinisasi. Sitoplasma sel lapisan ini banyak fibrilnya yang melekat
padadinding sel pada desmosom. Lapisan sel basal dan stratum spinosum
bersama-sama disebutsebagai zona germinatif epidermis.
3. Stratum
Granulosum
Terdapat 3-5 lapisan sel
gepeng yang ditandai granula gelap di dalam sitoplasmanya. Granulanyaterdiri
atas protein yang disebut keratohialin. Inti pada sel ini tampak gelap dan
padat (piknotik).
4. Stratum Lusidum
Lucid berarti terang atau jernih. Stratum lusidum
tampak homogen, batas sel tidak jelas samasekali. Sisa-sisa inti sel gepeng
terlihat pada beberapa sel. Sitoplasma mengandung turunankeratohialin yang
disebut eleidin.
5. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan
lapisan yang paling superfisial. Sel-sel lapisan ini sudah mati, tanpa intidan
organel. Mereka sangat gepeng dan mirip sisik. Terdapat protein keratin yang
berasal darieleidin. Sel-sel stratum korneum disatukan oleh lapisan lipid, yang
membuat lapisan ini kedapair.
B. Lapisan
Dermis
Dermis
terdiri dari jaringan ikat yang menyokong epidermis dan mengikatnya pada
jaringansubkutan (hipodermis) Permukaan dermis sangat tidak teratur dan
memiliki banyak tonjolan(papila dermal) yang menyambung pada tonjolan
epidermis.
Dermis
mengandung 4 macam sel : a. fibroblas b. makrofag c. melanosit d. lemak
Dermis
terdiri dari 2 lapisan :
a.
Stratum Papilare
Terdiri dari jaringan
ikat longgar, fibroblas, dan sel jaringan ikat lain , seperti sel mast
danmakrofag. Disebut stratum papilare karena menyumbang bagian besar dari
papila dermal.
b.
Stratum Retikular
Lebih tebal, dan terdiri
dari jaringan ikat padat tidak teratur, misalnya serabut kolagen, elastin,dan
retikulin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang
larutsehingga makin stabil. Memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel
daripada stratumpapilare. Bagian bawahnya menonjol ke arah subkutan.
C. Lapisan
Subkutan
Merupakan
kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan
makanan. Di lapisan initerdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan
getah bening. Tebal tipisnya jaringanlemak tidak sama. Di abdomen dapat
mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata danpenis sangat sedikit.
Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Kulit
memiliki 2 jenis kelenjar keringat:
a.
kelenjar keringat apokrin
b.
kelenjar keringat merokrin
Di
samping itu, kelenjar serumen, yang memproduksi kotoran telinga, dan kelenjar
susu, seringdianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat.
2.
Turunan Kulit
A. Kelenjar Kulit
a.
Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea
terdapat pada dermis. Paling banyak terdapat pada wajah, dahi, dan kulitkepala.
Kelenjar ini bermuara pada leher folikel rambut dan sekret yang dihasilkan
berlemak (sebum). Berguna untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit.
Kelenjar ini bersifat holokrin,karena produk sekresinya dilepaskan dengan sisa
sel mati. Kelenjar sebasea biasanya disertaidengan folikel rambut kecuali pada
palpebra, papila mammae, labia minora.
b.
Kelenjar Keringat
Manusia memiliki 3 juta
kelenjar keringat. Kelenjar keringat dapat ditemukan di dermis.Tersebar pada
hampir seluruh kulit, kecuali pada bagian tertentu seperti glans penis.
Palingbanyak terdapat di permukaan tangan dan kaki. Ada 2 macam kelenjar
keringat yaitu kelenjarekrin yang kecil-kecil, terletak dalam dangkal dermis
dengan sekret yang encer dan kelenjarapokrin yang lebih besar, terletak lebih
dalam dan sekretnya lebih kental.
B.
KukuKuku adalah bagian terminal lapisan
tanduk yang menebal. Kuku antara lain terbentuk darikeratin protein yang kaya
akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluhkapiler yang
memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.
Sepertitulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena
kandungan airnya sangatsedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu
rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kalilebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki
C. Rambut Merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis. Rambutditemukan diseluruh tubuh kecuali pada
telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitorisdan labia minora.
Pertumbuhan rambut pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka,
danpubis sangat dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama
androgen-tetapi juga olehhormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut
berkembang dari sebuah invaginasi epidermal,yaitu folikel rambut yang selama
masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran pada ujungdisebut bulbus rambut. Pada
dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermismengandung
jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut. Ada dua
macamtipe rambut, yaitu rambut lanugo dan rambut terminal. Komposisi rambut
terdiri atas karbon50,60%, hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0%, dan
oksigen 20,80%. Rambt dapatdibentuk dengan mempengaruhi gugus disulfida
misalnya dengan panas atau bahan kimia.
Pengaturan
Suhu Tubuh
Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap
individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi
tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,
sangat terkait dengan laju metabolisme.
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme
menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat
mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper
seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan
saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan
produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormone pertumbuhan
Hormone pertumbuhan ( growth
hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar
15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan
aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar
tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone kelamin
Hormone kelamin pria dapat
meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,
menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih
bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada
masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat
menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu
10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat
menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel
tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan
demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak
mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik,
dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan
jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang
peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ
yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu
tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau
keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh
mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi
infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu
tubuh terganggu.
10.Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami
pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang
akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan
terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses kehilangan panas melalui
kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga
disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa
yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang
cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan
konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan
demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu
tubuh.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
1.
Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan
panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang
dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 – 20 mikrometer. Tubuh
manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan
mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh
mekanisme kehilangan panas.
Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke
udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan
dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas,
yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya
lebih dingin dari suhu tubuh.
2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas
akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar tubuh.
Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil.
Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena
dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda
relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator
benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif
terus menerus.
3. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit
) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang
mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi
berlangsung sekitar 450 – 600 ml/hari.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Gambar Keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran
panas (Tamsuri Anas, 2007)
Selama suhu kulit lebih tinggi dari
pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika
suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari
lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara
tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.
Memperhatikan pengaruh lingkungan
terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat diukur )
merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh
dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.
4. Usia
Usia sangat mempengaruhi metabolisme
tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak langsung terhadap
suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi, terdapat mekanisme pembentukan panas melalui
pemecahan (metabolisme) lemak coklat sehingga terjadi proses termogenesis tanpa
menggigil (non-shivering thermogenesis). Secara umum, proses ini mampu
meningkatkan metabolisme hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas melalui
mekanisme ini dapat terjadi karena pada neonatus banyak terdapat lemak coklat.
Mekanisme ini sangat penting untuk mencegah hipotermi pada bayi.
Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :
- Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
- Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C
- Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C
- Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Langganan:
Postingan (Atom)